Sabtu, 03 Desember 2011

Menjadikan Pertanian sebagai Ekskul di Sekolah


MAKALAH
Menjadikan Pertanian sebagai Ekskul  di Sekolah

Diajukan sebagai Tugas Mandiri
Mata Kuliah    : Inovasi Pembelajaran
Dosen Pengampu        : Asep Mulyani, M.Pd




 

Oleh :
Citra Ayu Priyanti
NIM.58461209
IPA-Biologi-B/ VII




INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2011
Menjadikan Pertanian sebagai Ekstrakulikuler di Sekolah
Ekstrakulikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah. Tersedianya ekstrakulikuler di sekolah berfungsi untuk melatih kemandirian., pengembangan, sosial, rekreatif dan persiapan karir. Namun, umumnya ekskul di sekolah hanya menyuguhkan ekskul yang biasa diketahui siswa, misalnya Pramuka, Paskibra, PMR, Pancaksilat, dsb.
Berdasarkan hal itu, sebuah inovasi ekstrakulikuler ingin disuguhkan yaitu ekstrakurikuler pertanian. Kegiatan ekstrakurikuler ini terinspirasi dari  pengamatan penulis pada sekolah yang berdekatan dengan sawah. Hal ini juga melihat kondisi siswa yang sebagian besar anak petani, tidak banyak antusias pada pertanian, dan menganggap petani sebagai pekerjaan yang rendah dan kotor karena tidak menghasilkan uang yang begitu besar dan miskin. Padahal, setelah lulus, tak sedikit dari mereka yang terpaksa menjadi petani mengikuti jejak orangtuanya. Namun, hal ini akan mudah diatasi apabila dibimbing dengan benar dan dilakukan secara professional melalui teknik tertentu. Dengan pertimbangan itu, penulis mengimpikan sebuah inovasi mengadakan kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Hadirnya ekstrakurikuler pertanian juga dimaksudkan untuk menjadikan siswa lebih dekat dengan tumbuhan-tumbuhan dan menunjang mata pelajaran biologi, yang kesemuanya ini sebagai bekal untuk siswa kelak bila terjun di masyarakat, dan melatih siswa untuk mandiri sehingga dapat menciptakan lapangan kerja sendiri, dan memajukan pertanian yang berdaya guna.  
Mengenai pelaksanaannya nantinya ekstrakurikuler ini para siswa dididik dibimbing oleh guru yang mengerti tentang pertanian dalam hal ini dimungkinkan merupakan guru IPA/ Biologi dan lebih dikhususkan apabila guru tersebut lulusan dari IPB, untuk lebih professional dalam mengajarkan tentang pertanian dan juga dari salah seorang petani yang pasti berpengalaman mengenai pertanian. Mengenai waktu pelaksanaannya dapat menggunakan hari khusus untuk siswa, kurang lebih dua kali dalam seminggu. Lahan yang digunakan dapat dipilih lahan kosong dalam sekolah atau persawahan. Guru nantinya akan mengajak siswa   untuk mencangkul, menanam, memupuk dengan kompos, mengendalikan hama dengan pestisida alami, sekaligus mengenali karakter tanaman untuk membuat pupuk organik, pestisida organic, dsb.
Pembelajaran untuk pembuatan pupuk organic sesuai dengan permasalahan yang dihadapi petani karena mengingat kelangkaan pupuk anorganik masih dirasakan saat ini oleh petani dan melambungnya harga pupuk kimia membuat petani merasa keberatan dalam pengolahan lahan. Maka  hasil panen yang tidak seimbang dengan biaya produksinya. Untuk mengatasi persoalan petani tersebut maka sistem organik untuk meningkatkan hasil pertanian ini dilakukan bekerjasama dengan LSM. Hal ini juga bertujuan agar siswa dapat mengenal pertanian ramah lingkungan sejak dini.
Siswa-siswi yang tergabung dalam ekstrakurikuler pertanian organik nantinya akan praktik mencangkul dan menanam dilakukan di pekarangan sekolah seluas kurang lebih 100 meter persegi. Di sana mereka akan menanam sayuran seperti  kacang tanah, kedelai, kacang hijau, jagung, timun dan tanaman lainnya akan dipupuk dengan pupuk organik atau pupuk kompos.  Siswa nantinya diajarkan oleh guru pembimbing tentang pembuatan pupuk kompos dengan menggunakan bahan-bahan seperti rumput dan kotoran kambing. Siswa mengambil sampah-sampah organik, seperti sayuran dan buah basi  dari kantin sekolah. Setelah itu, dicampur dengan bahan-bahan lain seperti serbuk gergaji, kotoran sapi yang sudah kering, dan sekam padi. Kemudian diberi aktivator pembantu penguraian yang disebut mikroorganisme. Pupuk kompos yang sudah jadi dapat dijual untuk umum.
Selain dari penghasilan pupuk kompos/ pupuk organic  tanaman yang  siap panen hasilnya akan dijual dan siswa akan menikmati jerih payahnya dari sistem pertanian organik ini. Dengan hal ini profesi petani yang seringkali diidentikkan dengan kemiskinan yang tidak menarik minat generasi muda untuk menyandang profesi usaha mulia itu akan teratasi apabila  pertanian dimanajemen dengan baik, sehingga  akan menghasilkan petani-petani kaya, dan menunjang kebutuhan hidupnya  kelak.
Manfaat ekskul pertanian ini juga dilakukan untuk mengeksplor potensi alam yang bisa dimanfaatkan dengan baik sehingga bisa menangani problem krisis pangan. Dengan bantuan  pembentukan ekskul pertanian ini yang berdasarkan kurikulum sekolah yang berwenang, siswa dituntut ikut bertanggung jawab akan sumber daya alam yang tersedia.
Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa inovasi ekskul pertanian amat sangat berguna bagi pihak sekolah  untuk dapat melatih kemandirian siswa dalam persiapan karir di masa depan untuk  mengisi peluang pengadaan sumber daya manusia berkualitas sebagai wirausahawan dengan pengembangan agribisnis dan mengembangkan sikap professional dibidang pertanian serta membantu peningkatan kesejahteraan petani.